Writing Challenge Day 13: Favorite Book
Ketika mendengar Haruki Murakami apa yang terbenak dipikiran kalian? Norwegian wood? 1Q84? The Wind-Up Bird Chronicle(Judul di Indonesia: Burung Pegas)?. Diantara para ‘normies’ mungkin yang paling terkenal adalah Norwegian Wood. Mungkin karena gaya penulisan nya yang agak ‘normal’ dan ada bumbu-bumbu romance. Biasanya Tulisan Pak Murakami penuh dengan gaya-gaya surealisme, misalnya saja labirin di dalam hotel, sumur kering yang bisa membuatmu ber project astral atau hujan lintah di siang hari.
Kalian tau gak kalau ada novel keren karya beliau lainnya yang berjudul “Kafka On The Shore”. Buku ini diterjemahkan pada tahun 2005 dan menambatkan penghargaan "The 10 Best Books of 2005" dari The New York Times.
Secara singkat buku ini menceritakan tentang dua plot berbeda. Pertama dari sisi pemuda bernama Kafka Tomura, remaja SMP yang kabur dari ayahnya untuk menghindari kutukan sambil mencari keberadaan Kakak perempuan dan Ibunya. Spoiler nih tentang kutukannya, Kafka dikutuk oleh ayahnya kalau dia akan membunuh Ibunya dan menyetubuhi kakaknya, Oedipal curse istilah dari wikipedia.
Di satu sisi Satoru Nakata, lelaki paruh baya yang berkat kemampuan luar biasanya bekerja paruh waktu sebagai penemu kucing hilang. Dulu saat kecil dia dikenal sebagai bocah cerdas tapi ketika sedang berpiknik ke gunung ia dan teman sekelasnya melihat cahaya aneh. Selang beberapa lama mereka semua pingsan kecuali Ibu guru yang mendampingi mereka. Bukan pingsan tapi lebih tepatnya seperti jiwa mereka pergi dari wadahnya, mata mereka terbuka lebar tapi tidak ada respon. Setelah beberapa jam mereka semua sadar tapi pengecualian untuk Nakata dia masih pingsan sampai berminggu-minggu, yang anehnya setelah ia sadar kecerdasannya menjadi sangat berkurang. Kemampuan membaca dan kemampuan dasar lainnya hilang. Salah satu kucing yang sering berbicara padanya bilang bahwa sebagian bayangan Nakata tertinggal di dimensi lain.
Pada suatu kasus, demi seekor kucing, ia membunuh seorang lelaki misterius. Kasus ini membawanya hengkang jauh dari rumahnya dan berakhir di jalanan, hingga bertemanlah ia dengan sopir truk bernama Hoshino yang membawanya menuju kota tempat pelarian Kafka.
Kafka on the shore ini merupakan salah satu buku Murakami yang berlatarkan dunia modern dimana sudah ada telepon dan kereta cepat. Seperti pada novel Murakami lainnya ia menyatukan antara Pop cultures, detail yang buram, magical realism, suspense, humor, an involved plot, dan potent sexuality(you’ve been warning). Gue sangat suka dengan buku ini, gaya penulisannya yang ringan walaupun penuh misteri dan teka-teki. Unsur surealisme yang khas seperti hujan Salmon di siang bolong, atau Dewa yang menyamar meniru kolonel sander KFC dewa itu bilang dia bisa saja menyamar menjadi Mickey Mouse tapi dia takut dituntut Walt Disney soal hak cipta. Jujur gue lebih suka cerita dari bagian Nakata, Nakata yang polos dan melihat dunia ini biasa saja dapat mencuri perhatian gue.
Walaupun Kafka dan Nakata berbeda tapi cerita mereka saling berhubungan. Tidak berhubungan Tapi secara tidak langsung berhubungan, sulit memang kalau dijelaskan. namun di alam metafisik kisah keduanya terhubung dan begitu pula yang terjadi dalam realitas sesungguhnya. Makin bingung kan? Mending baca sendiri deh. BTW di IPUSNAS buku ini bisa kalian pinjam dan gratis. buat yang belum tau ipusnas itu adalah aplikasi dari badan kearsipan(cmiiw) mirip perpustakan online.
Kalau ngomongin tentang karya muraki pasti tak terlepas dari kemisteriusan dan keambiguan. Nah begitu pula buku ini. Ingat dengan kutukan Oedipal yang sempat gue singgung diatas? Walaupun sudah membaca dari awal sampai akhir kita masih akan dibingungkan apakah kutukan dari ayahnya terlaksana atau tidak. Kita dibuat menebak-nebak atau membuat epilogue kita sendiri.
BTW sedikit trivia kalau twitter handler gue itu juga berasal dari buku ini. @silver_kafka, kafka berarti gagak. silver kafka = silver crow mirip karakter dari anime favorite gue Accel World.
End of day 13
Comments
Post a Comment